Ad Code

Responsive Advertisement

Menulis Semudah Ceplok Telur

PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI
Gelombang 21 dan 22
Pertemuan Ke- 5


Assalaamu ‘Alaikum Warahmatullahii Wabarakaatuh

Salam Literasi

 

Syukur Alhamdulillah penulis masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk mengikuti dan membuat resume sederhana ini. Begitu santun dan ramahnya seorang moderator mengawali pelatihan ini dengan salam dan do’a. Kembali Dail Ma’ruf, M.Pd membersamai pertemuan ke 5 ini dan menghadirkan narasumber Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, S.H dengan menampilkan tema materi "Menulis Semudah Ceplok Telur".

 

Tema kali ini begitu sulit untuk dipercaya, penulis menghayati begitu mudahnya sampai-sampai di propagandakan semudah membalikkan telapak tangan untuk menulis dan membuat suatu karya ilmia bahkan menerbitkan buku. Menulis Semudah Ceplok Telur ? Ini menjadi sebuah tantangan bagi penulis Karena anggapan ini masih jauh dari rasionalisasi. Hal ini kita selalu beranggapan menulis adalah kegiatan yang memerlukan waktu cukup dan butuh ke fokusan serta perlu adanya persiapan dan dengan materi yang lengkap barulah saya dapat menulis. Setiap penulis harus memiliki keunikan masing-masing hal ini jugadan akan menjadi home work bagi peserta.


Tema malam ini adalah motivasi menulis yang diberikan kepada siapa saja yang ingin menjadi penulis hebat dunia. 


Mindset perlu ada perkembangan agar kita termotivasi dan orang-orang yang telah membaca karya kita memiliki kesan tersendiri agar kita dapat dikenang orang sepanjang hayat kita harus menghasilkan karya-karya yang dapat dinikmati dan memberikan manfaat bagi orang lain. Dengan menulis tentunya akan terukir nama kita pada karya tersebut semoga menjadi amal ibadah serta akan dikenang walaupun kita telah tiada.





Menjadi penulis itu ibarat kisah sebatang pensil yang dikisahkan Paulo Coelho. 

1.)      Pensil digerakkan oleh tangan manusia; 

mulailah dengan berdoa sebelum menulis, sebab ada tangan Tuhan yang selalu membimbing ketika kita menulis. Tulisan yang diawali do’a akan menghasilkan ilmu yang bersumber dari hati yang suci dan bersih dan akan diterima oleh hati yang bersih pula. 

2.)      Ketika pensil tumpul kita perlu meruncingnya, 

Dalam menulis kita akan banyak menjumpai kesulitan, penderitaan dan kesusahan. Kita perlu menajamkan pikiran. Ketika tumpul, pensil harus kita raut dahulu, jika pikiran kita buntu tidak ada ide, maka beristirahatlah dan tutuplah laptop. 

3.)      Ada penghapus yang siap memperbaiki tulisan yang salah

Dalam hidup jika melakukan kesalahan tentu ada jalan untuk betaubat. Begitu pula dalam menulis, kalau ada salah tentu kita masih bisa memperbaikinya.

 

4.)      Pensil yang digunakan untuk menulis bagian dalamnya.  

 

Manusia dilihat dari dalam hatinya, begitu pula dengan pensil, yang tajam untuk menulis adalah bagian dalamnya. Dalam menulis gunakan hati untuk menggerakkan tangan kita, jika menulis dari hati, maka akan diterima oleh pembacanya dari hati pula. 

5.)      Setiap tulisan kita akan berdampak

Belajar dari pensil akan selalu meninggalkan goresan, tinggalkan jejak dalam setiap tulisan kita dengan yang baik dan memberikan inspiratif kepada setiap pembacanya.

 

Menulis pakai hati sehingga sampai kepada pembaca ungkapan hati kita, karena dengan hati yang bersih pikiran kita juga akan bersih dan menghasilkan karya-karya indah yang bisa dinikmati pembaca dengan senang hati. " Menulis adalah berteriak pada dunia tanpa suara". Dengan membiasakan menulis kita dapat menyampaikan ungkapan rasa, isi hati, perasaan yang tak dapat kita ungkapkan dengan kata-kata. Dapat berupa cerpen, pantun, puisi bahkan artikel yang memberikan informasi kepada pembacanya.


Semoga resume ini menginspirasi dan memotivasi kita bahwa menulisa ternyata semudah ceplok telur.

Assalaamu ‘Alaikum Warahmatullahii Wabarakaatuh

Salam Literasi

Arham, S.Pi.,Gr

Donggala Sulawesi Tengah


 

 


Posting Komentar

0 Komentar