Ad Code

Responsive Advertisement

Resume Pertemuan Ke- 7 Mengatasi Writer's Block

 PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI DAN KSGN GELOMBANG 21 DAN 22


Webinar Pertemuan Ke 7 Gelombang 21 dan 22

Nara Sumber   : Ditta Widya Utami, S,Pd.,Gr.

Tema               : Mengatasi Writer's locks

 

Assalamualaikum Wr.Wb.

Selamat malam Bapak/Ibu hebat Penggiat Literasi se-Nusantara.

Malam ini berjumpa kembali dengan Sang Blogger Milenial.

Semoga semangat literasi Bapak/Ibu semakin mengudara hingga sampai pada puncak paling elegan, dan punya tempat di hati para penikmat tulisannya.

Malam ini saya akan membersamai Nara sumber cantik nan cerdas asal Subang, setelah minggu kemarin kami colab menjadi 👆👆☝👆👆Narsum di kelas PPPK, malam ini Alhamdulilah colab di kelas menulis gelombang 21 dan 22.

Materi yang akan dibawakan bu Ditta adalah Mengatasi Writer's blocks. dimana sebagai penulis pemula, WB merupakan gejala paling umum ditemukan.

Narasumber cantik nan cerdas asal kota Subang. Sang peraih Penghargaan Bupati Subang (2020), pula peraih Penghargaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang sebagai guru berprestasi (2021). Prestasi literasinya yang membanggakan hingga karyanya yang mampu menembus Penerbit Mayor, memberikan jejak prestasi  literasi yang baik bagi tanah Subang.

Beliau gemilang dengan karya di masa muda yang membahana, semangat literasi yang luarbiasa memikat hati para pembaca.

Beliau adalah perempuan  cerdas bernama Ditta Widya Utami, S,Pd.,Gr.

Mengawali karir sebagai peserta kelas menulis PGRI pada gelombang 7, beliau mampu membuktikan kepiawaiannya dalam menulis, hingga naik kelas menjadi moderator dan menjadi Narasumber di berbagai pelatihan.

Untuk lebih jelasnya, bisa kita lihat dalam Curriculum Vitae beliau.

Profil lengkapnya bisa dilihat di blog saya :

https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html

Moderator menginstruksikan kepada peserta webinar : 

Seperti biasa kelas ini dibagi menjadi 3 sesi : 

Pembukaan dan materi, diskusi/tanya jawab, serta penutup.

Untuk setiap peserta dipersilahkan mengirimkan pertanyaan melalui via japri langsung ke moderator,

Baiklah, untuk mengefektifkan waktu, mari bersama kita buka kelas ini dengan membaca do'a menurut kepercayaan masing2.

Narasumber memasuki kelas dengan mengucapkan Selamat malam Bapak/Ibu peserta pelatihan menulis PGRI dan KSGN di Gelombang 21 dan 22

 

Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barokatuh, salam sejahtera untuk kita semua.

Senang sekali malam ini bisa menemani Bapak dan Ibu semua.

Terlebih ditemani Bunda Maesaroh yang prestasinya pun gemilang.

Terima kasih pula pada Omjay dan tim yang telah menggagas pelatihan menulis gratis ini sehingga kini telah banyak alumni yang bisa menerbitkan buku. Hasil manis dari ilmu yang didapatkan.

Bapak/Ibu, sekilas profil saya telah diperkenalkan oleh Bu May. Lengkapnya bisa dilihat di blog saya.

Malam ini saya akan berbagi tentang cara mengatasi writer's block atau WB.

Namun sebelumnya sesuai namanya "Belajar Menulis Gel 21 dan 22", mari kita awali kegiatan malam ini dengan menulis

Nama              :

Gelombang     :

Asal daerah     :

Tulisan

Silakan Bapak/Ibu membuat tulisan dengan kata HUJAN, PAGI, HANTU

Bapak/Ibu ...

Di antara Bapak/Ibu sekalian mungkin ada yang masih bingung harus menulis apa dengan kata Hujan, Pagi, dan Hantu.

Sehingga belum sempat membuat tulisan di simulasi kali ini. Sebagian mungkin ada yang masih merasa malu, takut tidak sesuai kaidah, takut dibandingkan dengan hasil orang lain, dan sebagainya. Sehingga tidak menulis juga.

Atau, ada yang masih asing dengan tema hantu ? Sehingga tidak tahu harus menulis apa.

Nah, apa-apa yang saya sebutkan tadi adalah contoh penyebab WB.

Wikipedia mengartikan writer's block sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya.

Keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun profesional.


WB juga tidak terbatas pada penulis buku saja. Blogger, mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir, screen writer (penulis naskah seperti untuk film, sinetron), script writer (penulis teks untuk dibacakan pembaca berita), dll juga bisa mengalami WB.

Dalam sebuah artikel di idntimes disebutkan bahwa berdasarkan sebuah penelitian dari Yale psychologists pada tahun 1970 dan 80-an yang akhir-akhir ini kembali ditinjau New Yorker, writer's block merupakan hal yang konkrit dan fenomena yang bisa diatasi.

Untuk memahami fenomena ini, dua orang psikolog, Jerome Singer dan Michael Barrios pun mengadakan sebuah penelitian terhadap para penulis dengan latar belakang berbeda.

Dari berbagai sumber lain yang saya baca, serta hasil pengamatan saat menjadi narasumber, bisa saya simpulkan beberapa penyebab WB, yaitu :



1.  Topik yang asing atau mencoba metode baru dalam menulis bisa membuat kita mengalami WB.

Bagaimana solusinya?

Antara lain bisa dengan mempelajari lebih seksama terkait metode baru tersebut (misal terbiasa menulis cerpen kemudian harus menulis KTI). Atau jika terkait tema, kita bisa jeda sedikit saat menulis lalu membaca referensi tambahan terkait tema untuk memperkaya wawasan dan kosa kata.

Stress juga bisa jadi penyebab WB.

Anda yang terlalu khawatir dengan penilaian orang, bisa jadi menyimpan tulisan untuk dikenang. #eh alias disimpan sendiri.

"Orang bakal suka gak ya? Ini dah sesuai KBBI belum ya? Diksinya dah oke belum ya?" daaan berbagai pertanyaan sejenis bisa membuat kita terserang WB.

Untuk kasus ini, saya selalu ingatkan pada diri sendiri bahwa "kita tak akan pernah bisa membuat semua orang suka dengan kita, tapi yakinlah bahwa apa yang kita tulis akan tetap bermanfaat minimal bagi diri sendiri (bukankah menulis pun bisa jadi terapi psikologi ? WB bisa juga menjadi indikator bahwa fisik/mental kita sedang lelah. Banyak pekerjaan misalnya. Selain lelah fisik, work under pressure juga bisa menyebabkan kita lelah secara mental.

Nah, saat ini terjadi, ayo ambil nafas sejenak dan rehatlah, Refresh kembali hati, fisik dan pikiran kita. Hal lain yang juga bisa menjadi penyebab WB adalah terlalu perfeksionis.

Misal tulisannya harus dibaca ratusan dan ribuan orang (kalo gak gitu gak akan nulis).

Tulisannya harus jadi juara lomba (kalo begitu mungkin tidak bakal ikut lomba) dan sebagainya. Memiliki target dalam menulis itu penting. Tapi jangan sampai hal tersebut membuat kita terlalu perfeksionis sehingga malah kehilangan ide ide baru untuk menulis.

Simulasi yang tadi kita lakukan adalah contoh dari menulis bebas.

Namanya juga menulis bebas, aturan penggunaan tanda baca dll yang sesuai PUEBI bisa dikesampingkan terlebih dahulu. Yang penting menulis dulu. Kalau pun masih ada yang salah, toh bisa diperbaiki kemudian, kan?

Tak percaya, silakan cek lagi beberapa tulisan Bapak/Ibu. Masih ada yang typo, belum menggunakan tanda baca, dan sebagainya. But it's ok. Mengapa? Karena hal tersebut bisa kita revisi lagi.

Melansir dari laman Writer’s Digest, menulis bebas akan membantu melatih otak dalam hal menggali kata-kata yang sebenarnya sudah ada di dalam kepala sejak lama, dan memberikan tempat untuk kata-kata baru tersebut dalam proyek tulisan yang sedang kita kerjakan saat ini.

Dengan melakukan kegiatan menulis bebas secara rutin, kita bahkan bisa menemukan ide-ide baru untuk menulis banyak hal lain.

Ini tentu saja bermanfaat dalam menyembuhkan penyakit WB.

Ini salah satu contoh tulisan menulis bebas yang pernah saya buat, tapi sudah versi revisinya.

https://dittawidyautami.blogspot.com/2021/07/saat-mulut-bekerja-lebih-cepat-daripada.html

jika ada yang keliru dan salah bisa diperbaiki lagi.

Moderator :

Siap Budit kita langsung masuk sesi tanya jawab ya. Materi malam ini luar biasa narsum belum menjelaskan, pertanyaan sudah masuk.

P1

Hilman_Kep.Babel

Berdasarkan pengalaman nara sumber, apakah nara sumber pernah mengalami WB, bagaimana cara mengatasinya...

Jawab Narsum :

Oh tentu saya pun pernah.

Kalau saya sedang terserang WB, biasanya saya berhenti menulis sejenak dan melakukan aktivitas lain yang juga saya sukai.

Misalnya jalan-jalan, membaca buku ringan, menonton film, dsb. Pokoknya yang bisa jadi mood booster juga, termasuk makan ice cream dan coklat.

P2

Assalamualaikum warahmatullahi wabaraokatuh semoga sehat dan sukses iya Bu ,may ,sy p Rusmana dari Jakarta ,ijjin bertanya sama Bu Ditta ,1,berapa lama WB itu bisa ,hilang atau normal ,dan apakah ada dampak terhadap karya tulisnya ?

Jawab Narsum :

Berapa lama WB bisa terjadi?

Jawabannya tergantung seberapa cepat seorang penulis mampu mengatasi kondisi BW tersebut.

Dengan kata lain, WB bisa terjadi dalam hitungan menit, jam, hari, bulan, bahkan bertahun-tahun, Pertanyaannya, mau sampai kapan kita biarkan WB ini berlangsung ?

Kalau kita tak segera bangkit atasi WB, tentu karya tulis tak akan jadi jadi. Atau ... Jadi namun dengan hasil yang pas pasan (contohnya karena mau tak mau memang harus dikumpulkan seperti laporan).

P3

Assalaamu ‘Alaikum...terimakasih ilmunya bun. Saya Umi Agus Farida mhn izin bertanya. Masa pandemi masa guru dan siswa belajar PJJ. Bagaimana cara untuk menimbulkan gairah membaca dan menulis atau literasi siswa pd umumnya, terimakasih.

Narsum Menjawab :

Wa 'alaikum salam,

Terima kasih pula atas pertanyaannya, Umi.

Di sekolah sebetulnya sudah ada GLS ya, Gerakan Literasi Sekolah. Bahkan sudah ada aturan resminya dari pemerintah.

Mulai dari tahap pembiasaan, anak dibiasakan membaca 15 menit. Pada tahap ini anak bebas memilih buku yang disukai. Yang penting muncul minat baca dulu.

Lanjut ke tahap kedua, siswa harus mulai berkarya dari apa yang dibaca. Misal diminta membuat resume dengan canva, membuat infografis, dsb.

Tahap ketiga harus terintegrasi dalam pembelajaran dan dinilai oleh guru mapel. Buku yang digunakan sudah spesifik, yaitu buku nonteks (penunjang pembelajaran, misalnya ensiklopedia, buku novel tentang Gadjah Mada untuk pelajaran sejarah, pokoknya ada kaitannya dg pembelajaran).

P4

Selamat malam

Nama: nyoman Sipi

Dari. Bali

Izin bertanya kepada Ibu Narasumber. Bagaimanakah cara menghadapi WB ?

Jawab Narsum :

Selamat malam juga Pak Nyoman 😊

Cara menghadapi WB berdasarkan paparan malam ini antara lain :

pelajari metode/topik yang akan ditulis secara lebih seksama

refreshing hati, otak, dan fisik

lakukan menulis bebas

hindari terlalu perfeksionis

Oh ya, Pak Nyoman juga boleh coba menulis bareng. Ini bareng beneran ya ... Alias menulis bersama di tempat dan waktu yang sama. Menulis bersama rekan kerja juga dapat mengurangi perasaan cemas saat menyelesaikan pekerjaan.

P5

Assalamualaikum, saya Widy Kaneko asal SMP Negeri 194, Jakarta Timur, mau tanya gelar yang dibelakang gelar apa itu ya ( Gr ) ?

Narsum Menjawab :

Wa 'alaikum salam

Gelar itu saya dapatkan setelah lulus PPG Dalam Jabatan untuk guru, Sebelumnya saya sudah bertanya terkait penggunaan gelar Gr kepada panitia PPG.

Jawaban dari panitia adalah, kami (para lulusan PPG Daljab) berhak menambahkan gelar Gr tersebut (meski beberapa ada jg yang tidak dan kadang di beberapa kesempatan pun saya tak gunakan gelar tersebut).

P6

Assalamualaikum Mbak may sudah jdi moderator kita malam ini, Terima kasih mbak ditta yang muda yang berkarya seperti slogan parpol aja ya hehehe, Salam kenal saya Herma. Setelah dapat penjelasan hal yg menyebabkan WB & tips mengatasinya, saya penasaran nih

1. Mbak ditta sendiri pernah mengalami WB biasanya karena apa?

2.hal pertama  yg mbak ditta lakukan saat mengalami WB apa ya

3. Bagi tips nya mbak di usia yg muda sudah banyak karya

Terimakasih

Narsum Menjawab :

1. Karena kesibukan, padahal g boleh jadi alesan ya. Misal sekarang, karena sedang bertugas jadi pengajar praktik program guru penggerak, jadi nulisnya pindah dulu dari blog ke nulis "jurnal pendampingan, laporan lokakarya, dll". Saya juga orang yang mobile, tapi rider. Hihi bawa motor. Kan bahaya ya nulis sambil bawa motor.

2. Hal yang pertama dilakukan saat WB, melakukan apa yang saya sukai. Dan untuk menyiasati, kesibukan, kadang saya juga membuat outline tulisan dulu, agar jika nantinya sibuk bisa poles dikit dan tetap update.

3. Berkarya lah sesuai dengan passion kita. Sesuai dengan apa yang kita sukai dan kuasai. Dengan begitu, halang rintang apa pun insya Allah akan bisa kita lalui.

Prestasi adalah bonus, yang penting kita tetap tergerak, bergerak, dan menggerakkan.

P7

Assalamualaikum wr wb

Perkenalkan nama saya Widya, dari Malang.

Bunda Ditta yang luar biasa.

Bisa dikatakan WB merupakan penyakit seorang penulis.

Pertanyaan saya : Apakah gejala kita terserang WB?

Apakah gejala WB ini bersifat personal atau umum. Jadi tidak sama gejalanya antara satu orang dengan orang yang lainnya.

Saat WB menyerang bolehkah kita jeda, tidak menulis dulu. Dan berapa lama kira kira masa penyembuhan dari WB ini?

Jawab Narsum :

Wah samaan nih ada Widya nya. Hhe

Gejala sudah disebut di awal ya, misal "kita bingung mau nulis apa, tiba-tiba gak ada ide, gak nulis-nulis karena takut dikritik, dsb"

Gejala WB bersifat personal. Antara satu orang dan yang lain bisa berbeda. Karena penyebabnya juga bisa berbeda. Kalo saya sedang stress misalnya, Bu Widya mungkin g akan stress kan? Hhee jadi, mungkin saya terserang WB akibat stress namun Bu Widya terserang WB karena penyebab yang lain.

Boleh jeda asal jangan lama-lama. Berapa lama kita terserang WB, tergantung pada seberapa cepat kita memutuskan untuk bangkit dari WB.

P8

Assalaamu 'Alaikum... nama saya Romdiyah, tema apa yang harus kita ambil untuk penulis pemula agar bisa control bacaan atau tulisan kita.

Narsum Menjawab :

Wa 'alaikum salam

Pilihlah tema yang paling disukai atau paling dikuasai.

P9

Salam hangat' saya sudah berulang - ulang mencoba menulis di blog ..namun masih juga merasa tidak PD.. izin tanya agar tulisan saya bisa di koreksi sebaiknya tulisan saya di kirim kemana, Selain resume ?

Narsum Menjawab :

Salam hangat juga,

Jika ingin minta dikoreksi, silakan share link-nya ke teman-teman atau grup grup menulis yang diikuti. Minta untuk "dikoreksi".

Tapi hati hati ya ... Ketika meminta dikoreksi, maka siapkan mentalnya untuk menerima saran dan masukan.

Jangan sampai judulnya minta "koreksi", tapi setelah dikoreksi malah baper. Hhee

Serahkan pada ahlinya. Begitu kurang lebih.

P10

Assaalaamu ‘Alaikum,

Narsum dan moderator yang semangat memfasilitasi malam mini.

Saya Bertanya ,,,,Nama Arham, S.Pi.,Gr Asal Palu Sulawesi Tengah. 

Menulis memiliki banyak manfaat. Hal ini yang membuat kegiatan menulis sangat menyenangkan bagi yang menyukainya. Menulis dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan. Terlebih lagi jika tulisannya bisa menginspirasi banyak orang. Namun banyak juga penulis yang mengalami Writer's Block, nah jurus jitu mengatasi penulis pemula apa sebenarnya ?

Jawab Narsum :

Nah kalau ini lebih ke penyebab WB terakhir ya ... Cenderung perfeksionis atau bisa juga stress. Penulis pemula kadang terlalu sibuk memikirkan apakah tulisannya sudah sesuai kaidah tata bahasa, sesuai PUEBI, dan sebagainya.

Selain itu, kadang penulis pemula juga khawatir apakah tulisannya akan dibaca atau tidak. Akan menginspirasi atau tidak, dsb. Hal itu bisa menyebabkan penulis pemula mudah stress bahkan sebelum tulisannya jadi.

P11

Assalamualaikum.wr.wb

bunda  Dita dan bunda  May...

saya Maryani dr Mempawah Kalbar..

Menurut bunda..sebagai penulis apakah bisa kita membuat tulisan tentang pengalaman hidup orang lain dengan cerita singkat tentang kisah hidupnya..

Narsum Menjawab :

Wa 'alaikum salam,

Oh tentu saja bisa

Buku solo saya yang pertama, Lelaki di Ladang Tebu misalnya adalah kumpulan cerpen yang kisahnya terinspirasi dari murid-murid saya.

P12

Bismillah, Mba Ditta Cantik yang luar biasa...

Ijin bertanya, sebenarnya ingin sekali punya karya berupa tulisan, namun kesibukkan di sekolah, krena diamanahkan tugas2 yang sangat menyita waktu dan fikiran, belum lg sbgai seorang IRT, sbagai anak juga, yg terjadi adalah tdk adanya waktu khusus, lelah fisik dan fikiran, stress... Nah gmna solusi bijaknya? Terima kasih.

Narsum Menjawab :

Solusinya, cari waktu dimana mood ibu paling bagus. Misal saat pagi sebelum subuh. Ketika pikiran masih fresh, sempatkan menulis, Bisa juga gunakan teknik "hanya 5 menit"

Pernah dengar anak bilang "ntar Mah, maennya 5 menit lagi". Apa yang terjadi? Biasanya bablas lewat dari 5 menit.

Jadi, bisa tuh kita terapkan.

Buat afirmasi positif terhadap diri sendiri.

Misal "Bismillah, pagi ini mau nulis ah walau cuma 5 menit".Lalu rutinkan.

Tidak apa-apa dikit dikit juga di awal. Yang penting nanti jadi bukit.

P13

Assalamu'alaikum..saya Euriah Lamani, penjelasan Bu Ditta kan sebelumnya memberikan solusi ya bagaimana menghadapi WB, nah kira2 ada ga kesalahan fatal yg kita lakukan ketika kita sedang mengalami WB, Terima kasih.

Narsum Menjawab :

Wa 'alaikum salam

Kesalahan fatal ketika kita mengalami WB adalah saat kita enggan untuk melawan WB itu sendiri, Bayangkan, apa jadinya mahasiswa yang sedang menyusun skripsi kemudian terserang WB lalu tidak mau belajar menghadapi WB nya ?, atau seorang jurnalis misalnya? Kalau membiarkan WB terus menerus ya bisa bisa dipecat kan ya?

 

Moderator mengingatkan :

Sisa satu pertanyaan penutup ya Budit…

P14

Assalamu'alaikum, ijin bertanya bu.saya Anis dari pangkalpinang. pembahasanya seru yang tadi saya tidak paham situasi WB sekarang jadi tau. bahkan baru sadar saya sering mengalaminya saat kita lagi asyik menulis tiba-tiba berhenti dengan berbagai macam sebab dan mau lanjut idenya sudah beda dengan feel yg berbeda juga...gimana ya bu kan jadi tidak tuntas pada ide semula ? terima kasih.

Moderator mengingatkan lagi :

Ada 1 lagi pertanyaan susulan nih di detik terakhir…!

Assalamu'alaikum Warhmatullahii Wabarakaatuh….

Saya ibu suya dari yogya, saat ini saya sedang 'dikejar' banyak kerjaan, salah satunya setor artikel untuk buku antologi. Ide malah macet...

Mau refresing malah gak kelar-kelar tugas- tugasnya...

Gimana caranya biar idenya mengalir terus...

Narsum Menjawab :

Wa 'alaikum salam

Alhamdulillah jika materinya bermanfaat.

Nah boleh dicoba dengan membuat outline tulisan dulu nih Pak/Bu Anis.

Outline atau kerangka tulisan boleh jadi berisi ide ide utama tulisan kita. Kalau buku boleh dibikin semacam daftar isinya dulu mau apa.

Jadi, kalau pun di tengah jalan WB menyerang, kita tidak bakal kehilangan arah karena sudah punya panduan berupa outline tulisan kita.

Nah kalau ini kasus penyebab WB yang pertama. Salah satu solusinya perbanyak bahan bacaan terkait tema yang akan ditulis. Bisa dengan blog walking, membaca buku, koran, diskusi, menonton berita, mendengar radio, wawancara, atau apa pun yang penting masih terkait dengan topik yang akan ditulis.

Semoga hal tersebut dapat membantu membuka kembali pikiran kita. Saya pun begitu. Bahkan saat menulis artikel. Saya buat outline paragraf satu ttg apa, dua tentang apa, dan seterusnya.

Penutup Kata dari Narsum :

Alhamdulillah ...

Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas antusiasme malam ini.

Saya pun masih belajar, masih banyak kekurangan.

Tapi, mari kembali ingat dengan tujuan menulis kita masing-masing.

Sebagaimana yang sudah Bu Aam tanyakan lewat mentimeter di pertemuan sebelumnya.

Bapak/Ibu ...Tetaplah semangat untuk berbagi kebaikan.

Salam literasi untuk kita semua.

 

Moderator :

Luar biasa materi malam ini bunda Ditta, saya yakin setelah pertemuan malam ini, para peserta akan menulis sederas air mengalir menuju muara, Amiinnn.

Baiklah, sampai pada ujung waktu, saatnya kita membuka pintu perpisahan. Tetap kibarkan semangat untuk berliterasi.

Saya mohon undur diri, mohon maaf atas segala kekurangan dalam menyajikan acara di malam ini.

Silahkan kunjungi blog di bawah ini untuk menyimak lika liku penulis blog :

http://gurusebagaiabdidalem.blogspot.com/2021/10/lika-liku-penulis-blog.html

https://mulyanitabelajarmenulis.blogspot.com/2021/10/mengatasi-writers-blocks-ditta-widya.html

 

Sebagai kesimpulan pertemuan ke 7 saya malam ini adalah :

Writer's Block adalah keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya.

Kendala penulisan yang dialami pegawai dimaksud, jika diurutkan paling besar adalah:

1. Kurang kompetensi, latihan & pengalaman;

2. Krisis ide;

3. Kesibukan pekerjaan;

4. kurangnya referensi;

5. Takut gagal; dan Lainnya.

Wassalaamu 'Alaikum Warahmatullahii Wabarakaatuh

Salam Literasi

 

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar