PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI DAN KSGN GELOMBANG 21 DAN 22
Webinar Pertemuan Ke 7 Gelombang 21 dan 22
Nara
Sumber : Ditta Widya Utami, S,Pd.,Gr.
Tema
: Mengatasi Writer's locks
Assalamualaikum
Wr.Wb.
Selamat
malam Bapak/Ibu hebat Penggiat Literasi se-Nusantara.
Malam
ini berjumpa kembali dengan Sang Blogger Milenial.
Semoga
semangat literasi Bapak/Ibu semakin mengudara hingga sampai pada puncak paling
elegan, dan punya tempat di hati para penikmat tulisannya.
Malam
ini saya akan membersamai Nara sumber cantik nan cerdas asal Subang, setelah
minggu kemarin kami colab menjadi 👆👆☝👆👆Narsum di kelas PPPK, malam ini Alhamdulilah
colab di kelas menulis gelombang 21 dan 22.
Materi
yang akan dibawakan bu Ditta adalah Mengatasi Writer's blocks. dimana sebagai
penulis pemula, WB merupakan gejala paling umum ditemukan.
Narasumber
cantik nan cerdas asal kota Subang. Sang peraih Penghargaan Bupati Subang
(2020), pula peraih Penghargaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Subang sebagai guru berprestasi (2021). Prestasi literasinya yang membanggakan
hingga karyanya yang mampu menembus Penerbit Mayor, memberikan jejak
prestasi literasi yang baik bagi tanah
Subang.
Beliau
gemilang dengan karya di masa muda yang membahana, semangat literasi yang
luarbiasa memikat hati para pembaca.
Beliau
adalah perempuan cerdas bernama Ditta
Widya Utami, S,Pd.,Gr.
Mengawali
karir sebagai peserta kelas menulis PGRI pada gelombang 7, beliau mampu
membuktikan kepiawaiannya dalam menulis, hingga naik kelas menjadi moderator
dan menjadi Narasumber di berbagai pelatihan.
Untuk
lebih jelasnya, bisa kita lihat dalam Curriculum Vitae beliau.
Profil
lengkapnya bisa dilihat di blog saya :
https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html
Moderator menginstruksikan kepada peserta webinar :
Seperti biasa kelas ini dibagi menjadi 3 sesi :
Pembukaan dan materi, diskusi/tanya jawab, serta penutup.
Untuk
setiap peserta dipersilahkan mengirimkan pertanyaan melalui via japri langsung
ke moderator,
Baiklah,
untuk mengefektifkan waktu, mari bersama kita buka kelas ini dengan membaca
do'a menurut kepercayaan masing2.
Narasumber
memasuki kelas dengan mengucapkan Selamat malam Bapak/Ibu peserta pelatihan
menulis PGRI dan KSGN di Gelombang 21 dan 22
Assalamu'alaikum
warahmatullahi wa barokatuh, salam sejahtera untuk kita semua.
Senang sekali malam ini bisa menemani Bapak dan Ibu semua.
Terlebih
ditemani Bunda Maesaroh yang prestasinya pun gemilang.
Terima
kasih pula pada Omjay dan tim yang telah menggagas pelatihan menulis gratis ini
sehingga kini telah banyak alumni yang bisa menerbitkan buku. Hasil manis dari
ilmu yang didapatkan.
Bapak/Ibu,
sekilas profil saya telah diperkenalkan oleh Bu May. Lengkapnya bisa dilihat di
blog saya.
Malam
ini saya akan berbagi tentang cara mengatasi writer's block atau WB.
Namun
sebelumnya sesuai namanya "Belajar Menulis Gel 21 dan 22", mari kita
awali kegiatan malam ini dengan menulis
Nama
:
Gelombang
:
Asal
daerah :
Tulisan
Silakan
Bapak/Ibu membuat tulisan dengan kata HUJAN, PAGI, HANTU
Bapak/Ibu
...
Di
antara Bapak/Ibu sekalian mungkin ada yang masih bingung harus menulis apa
dengan kata Hujan, Pagi, dan Hantu.
Sehingga belum sempat membuat tulisan di simulasi kali ini. Sebagian mungkin ada yang masih merasa malu, takut tidak sesuai kaidah, takut dibandingkan dengan hasil orang lain, dan sebagainya. Sehingga tidak menulis juga.
Atau,
ada yang masih asing dengan tema hantu ? Sehingga tidak tahu harus menulis apa.
Nah,
apa-apa yang saya sebutkan tadi adalah contoh penyebab WB.
Wikipedia mengartikan writer's block sebagai keadaan saat penulis
kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk
tulisannya.
Keadaan
ini bisa menimpa penulis pemula maupun profesional.
WB juga tidak terbatas pada penulis buku saja. Blogger, mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir, screen writer (penulis naskah seperti untuk film, sinetron), script writer (penulis teks untuk dibacakan pembaca berita), dll juga bisa mengalami WB.
Dalam
sebuah artikel di idntimes disebutkan bahwa berdasarkan sebuah penelitian dari
Yale psychologists pada tahun 1970 dan 80-an yang akhir-akhir ini kembali
ditinjau New Yorker, writer's block merupakan hal yang konkrit dan fenomena
yang bisa diatasi.
Untuk
memahami fenomena ini, dua orang psikolog, Jerome Singer dan Michael Barrios
pun mengadakan sebuah penelitian terhadap para penulis dengan latar belakang
berbeda.
Dari
berbagai sumber lain yang saya baca, serta hasil pengamatan saat menjadi
narasumber, bisa saya simpulkan beberapa penyebab WB, yaitu :
1. Topik yang asing atau mencoba metode baru dalam menulis bisa membuat kita mengalami WB.
Bagaimana
solusinya?
Antara
lain bisa dengan mempelajari lebih seksama terkait metode baru tersebut (misal
terbiasa menulis cerpen kemudian harus menulis KTI). Atau jika terkait tema,
kita bisa jeda sedikit saat menulis lalu membaca referensi tambahan terkait
tema untuk memperkaya wawasan dan kosa kata.
Stress
juga bisa jadi penyebab WB.
Anda
yang terlalu khawatir dengan penilaian orang, bisa jadi menyimpan tulisan untuk
dikenang. #eh alias disimpan sendiri.
"Orang
bakal suka gak ya? Ini dah sesuai KBBI belum ya? Diksinya dah oke belum
ya?" daaan berbagai pertanyaan sejenis bisa membuat kita terserang WB.
Untuk kasus ini, saya selalu ingatkan pada diri sendiri bahwa "kita tak akan pernah bisa membuat semua orang suka dengan kita, tapi yakinlah bahwa apa yang kita tulis akan tetap bermanfaat minimal bagi diri sendiri (bukankah menulis pun bisa jadi terapi psikologi ? WB bisa juga menjadi indikator bahwa fisik/mental kita sedang lelah. Banyak pekerjaan misalnya. Selain lelah fisik, work under pressure juga bisa menyebabkan kita lelah secara mental.
Nah, saat ini terjadi, ayo ambil nafas sejenak dan rehatlah, Refresh kembali hati, fisik dan pikiran kita. Hal lain yang juga bisa menjadi penyebab WB adalah terlalu perfeksionis.
Misal
tulisannya harus dibaca ratusan dan ribuan orang (kalo gak gitu gak akan
nulis).
Tulisannya harus jadi juara lomba (kalo begitu mungkin tidak bakal ikut lomba) dan sebagainya. Memiliki target dalam menulis itu penting. Tapi jangan sampai hal tersebut membuat kita terlalu perfeksionis sehingga malah kehilangan ide ide baru untuk menulis.
Simulasi
yang tadi kita lakukan adalah contoh dari menulis bebas.
Namanya juga menulis bebas, aturan penggunaan tanda baca dll yang sesuai PUEBI bisa dikesampingkan terlebih dahulu. Yang penting menulis dulu. Kalau pun masih ada yang salah, toh bisa diperbaiki kemudian, kan?
Tak
percaya, silakan cek lagi beberapa tulisan Bapak/Ibu. Masih ada yang typo,
belum menggunakan tanda baca, dan sebagainya. But it's ok. Mengapa? Karena hal tersebut
bisa kita revisi lagi.
Melansir
dari laman Writer’s Digest, menulis bebas akan membantu melatih otak dalam hal
menggali kata-kata yang sebenarnya sudah ada di dalam kepala sejak lama, dan
memberikan tempat untuk kata-kata baru tersebut dalam proyek tulisan yang
sedang kita kerjakan saat ini.
Dengan
melakukan kegiatan menulis bebas secara rutin, kita bahkan bisa menemukan
ide-ide baru untuk menulis banyak hal lain.
Ini
tentu saja bermanfaat dalam menyembuhkan penyakit WB.
Ini
salah satu contoh tulisan menulis bebas yang pernah saya buat, tapi sudah versi
revisinya.
https://dittawidyautami.blogspot.com/2021/07/saat-mulut-bekerja-lebih-cepat-daripada.html
jika ada yang keliru dan salah bisa diperbaiki lagi.
Moderator :
Siap
Budit kita langsung masuk sesi tanya jawab ya. Materi malam ini luar biasa narsum belum menjelaskan, pertanyaan
sudah masuk.
P1
Hilman_Kep.Babel
Berdasarkan
pengalaman nara sumber, apakah nara sumber pernah mengalami WB, bagaimana cara
mengatasinya...
Jawab
Narsum :
Oh
tentu saya pun pernah.
Kalau
saya sedang terserang WB, biasanya saya berhenti menulis sejenak dan melakukan
aktivitas lain yang juga saya sukai.
Misalnya
jalan-jalan, membaca buku ringan, menonton film, dsb. Pokoknya yang bisa jadi
mood booster juga, termasuk makan ice cream dan coklat.
P2
Assalamualaikum
warahmatullahi wabaraokatuh semoga sehat dan sukses iya Bu ,may ,sy p Rusmana
dari Jakarta ,ijjin bertanya sama Bu Ditta ,1,berapa lama WB itu bisa ,hilang
atau normal ,dan apakah ada dampak terhadap karya tulisnya ?
Jawab
Narsum :
Berapa
lama WB bisa terjadi?
Jawabannya
tergantung seberapa cepat seorang penulis mampu mengatasi kondisi BW tersebut.
Dengan
kata lain, WB bisa terjadi dalam hitungan menit, jam, hari, bulan, bahkan
bertahun-tahun, Pertanyaannya, mau sampai kapan kita biarkan WB ini berlangsung
?
Kalau
kita tak segera bangkit atasi WB, tentu karya tulis tak akan jadi jadi. Atau
... Jadi namun dengan hasil yang pas pasan (contohnya karena mau tak mau memang
harus dikumpulkan seperti laporan).
P3
Assalaamu
‘Alaikum...terimakasih ilmunya bun. Saya Umi Agus Farida mhn izin bertanya.
Masa pandemi masa guru dan siswa belajar PJJ. Bagaimana cara untuk menimbulkan
gairah membaca dan menulis atau literasi siswa pd umumnya, terimakasih.
Narsum
Menjawab :
Wa
'alaikum salam,
Terima
kasih pula atas pertanyaannya, Umi.
Di
sekolah sebetulnya sudah ada GLS ya, Gerakan Literasi Sekolah. Bahkan sudah ada
aturan resminya dari pemerintah.
Mulai
dari tahap pembiasaan, anak dibiasakan membaca 15 menit. Pada tahap ini anak
bebas memilih buku yang disukai. Yang penting muncul minat baca dulu.
Lanjut
ke tahap kedua, siswa harus mulai berkarya dari apa yang dibaca. Misal diminta
membuat resume dengan canva, membuat infografis, dsb.
Tahap ketiga harus terintegrasi dalam
pembelajaran dan dinilai oleh guru mapel. Buku yang digunakan sudah spesifik,
yaitu buku nonteks (penunjang pembelajaran, misalnya ensiklopedia, buku novel
tentang Gadjah Mada untuk pelajaran sejarah, pokoknya ada kaitannya dg
pembelajaran).
P4
Selamat
malam
Nama:
nyoman Sipi
Dari.
Bali
Izin
bertanya kepada Ibu Narasumber. Bagaimanakah cara menghadapi WB ?
Jawab
Narsum :
Selamat
malam juga Pak Nyoman 😊
Cara
menghadapi WB berdasarkan paparan malam ini antara lain :
✓
pelajari metode/topik yang akan ditulis secara lebih seksama
✓
refreshing hati, otak, dan fisik
✓
lakukan menulis bebas
✓
hindari terlalu perfeksionis
Oh
ya, Pak Nyoman juga boleh coba menulis bareng. Ini bareng beneran ya ... Alias
menulis bersama di tempat dan waktu yang sama. Menulis bersama rekan kerja juga
dapat mengurangi perasaan cemas saat menyelesaikan pekerjaan.
P5
Assalamualaikum,
saya Widy Kaneko asal SMP Negeri 194, Jakarta Timur, mau tanya gelar yang
dibelakang gelar apa itu ya ( Gr ) ?
Narsum
Menjawab :
Wa
'alaikum salam
Gelar itu saya dapatkan setelah lulus PPG Dalam Jabatan untuk guru, Sebelumnya saya sudah bertanya terkait penggunaan gelar Gr kepada panitia PPG.
Jawaban dari panitia adalah, kami (para lulusan PPG Daljab) berhak menambahkan gelar Gr tersebut (meski beberapa ada jg yang tidak dan kadang di beberapa kesempatan pun saya tak gunakan gelar tersebut).
P6
Assalamualaikum
Mbak may sudah jdi moderator kita malam ini, Terima kasih mbak ditta yang muda
yang berkarya seperti slogan parpol aja ya hehehe, Salam kenal saya Herma.
Setelah dapat penjelasan hal yg menyebabkan WB & tips mengatasinya, saya
penasaran nih
1.
Mbak ditta sendiri pernah mengalami WB biasanya karena apa?
2.hal
pertama yg mbak ditta lakukan saat
mengalami WB apa ya
3.
Bagi tips nya mbak di usia yg muda sudah banyak karya
Terimakasih
Narsum
Menjawab :
1.
Karena kesibukan, padahal g boleh jadi alesan ya. Misal sekarang, karena
sedang bertugas jadi pengajar praktik program guru penggerak, jadi nulisnya
pindah dulu dari blog ke nulis "jurnal pendampingan, laporan lokakarya,
dll". Saya juga orang yang mobile, tapi rider. Hihi bawa motor. Kan bahaya
ya nulis sambil bawa motor.
2.
Hal yang pertama dilakukan saat WB, melakukan apa yang saya sukai. Dan untuk
menyiasati, kesibukan, kadang saya juga membuat outline tulisan dulu, agar jika
nantinya sibuk bisa poles dikit dan tetap update.
3.
Berkarya lah sesuai dengan passion kita. Sesuai dengan apa yang kita sukai dan
kuasai. Dengan begitu, halang rintang apa pun insya Allah akan bisa kita lalui.
Prestasi
adalah bonus, yang penting kita tetap tergerak, bergerak, dan menggerakkan.
P7
Assalamualaikum
wr wb
Perkenalkan
nama saya Widya, dari Malang.
Bunda
Ditta yang luar biasa.
Bisa
dikatakan WB merupakan penyakit seorang penulis.
✅Pertanyaan
saya : Apakah gejala kita terserang WB?
✅Apakah
gejala WB ini bersifat personal atau umum. Jadi tidak sama gejalanya antara
satu orang dengan orang yang lainnya.
✅Saat
WB menyerang bolehkah kita jeda, tidak menulis dulu. Dan berapa lama kira kira
masa penyembuhan dari WB ini?
Jawab
Narsum :
Wah
samaan nih ada Widya nya. Hhe
Gejala sudah disebut di awal ya, misal "kita bingung mau nulis apa, tiba-tiba gak ada ide, gak nulis-nulis karena takut dikritik, dsb"
Gejala
WB bersifat personal. Antara satu orang dan yang lain bisa berbeda. Karena
penyebabnya juga bisa berbeda. Kalo saya sedang stress misalnya, Bu Widya
mungkin g akan stress kan? Hhee jadi, mungkin saya terserang WB akibat stress
namun Bu Widya terserang WB karena penyebab yang lain.
Boleh
jeda asal jangan lama-lama. Berapa lama kita terserang WB, tergantung pada
seberapa cepat kita memutuskan untuk bangkit dari WB.
P8
Assalaamu 'Alaikum...
nama saya Romdiyah, tema apa yang harus kita ambil untuk penulis pemula agar
bisa control bacaan atau tulisan kita.
Narsum
Menjawab :
Wa
'alaikum salam
Pilihlah
tema yang paling disukai atau paling dikuasai.
P9
Salam
hangat' saya sudah berulang - ulang mencoba menulis di blog ..namun masih juga
merasa tidak PD.. izin tanya agar tulisan saya bisa di koreksi sebaiknya
tulisan saya di kirim kemana, Selain resume ?
Narsum
Menjawab :
Salam
hangat juga,
Jika
ingin minta dikoreksi, silakan share link-nya ke teman-teman atau grup grup
menulis yang diikuti. Minta untuk "dikoreksi".
Tapi
hati hati ya ... Ketika meminta dikoreksi, maka siapkan mentalnya untuk
menerima saran dan masukan.
Jangan
sampai judulnya minta "koreksi", tapi setelah dikoreksi malah baper.
Hhee
Serahkan
pada ahlinya. Begitu kurang lebih.
P10
Assaalaamu
‘Alaikum,
Narsum
dan moderator yang semangat memfasilitasi malam mini.
Saya
Bertanya ,,,,Nama Arham, S.Pi.,Gr Asal Palu Sulawesi Tengah.
Menulis
memiliki banyak manfaat. Hal ini yang membuat kegiatan menulis sangat
menyenangkan bagi yang menyukainya. Menulis dapat berbagi pengalaman dan
pengetahuan. Terlebih lagi jika tulisannya bisa menginspirasi banyak orang.
Namun banyak juga penulis yang mengalami Writer's Block, nah jurus jitu
mengatasi penulis pemula apa sebenarnya ?
Jawab
Narsum :
Nah kalau ini lebih ke penyebab WB terakhir ya ... Cenderung perfeksionis atau bisa juga stress. Penulis pemula kadang terlalu sibuk memikirkan apakah tulisannya sudah sesuai kaidah tata bahasa, sesuai PUEBI, dan sebagainya.
Selain
itu, kadang penulis pemula juga khawatir apakah tulisannya akan dibaca atau
tidak. Akan menginspirasi atau tidak, dsb. Hal itu bisa menyebabkan penulis
pemula mudah stress bahkan sebelum tulisannya jadi.
P11
Assalamualaikum.wr.wb
bunda Dita dan bunda May...
saya Maryani dr Mempawah Kalbar..
Menurut bunda..sebagai penulis apakah bisa kita membuat tulisan tentang pengalaman hidup orang lain dengan cerita singkat tentang kisah hidupnya..
Narsum
Menjawab :
Wa
'alaikum salam,
Oh
tentu saja bisa
Buku
solo saya yang pertama, Lelaki di Ladang Tebu misalnya adalah kumpulan cerpen
yang kisahnya terinspirasi dari murid-murid saya.
P12
Bismillah,
Mba Ditta Cantik yang luar biasa...
Ijin
bertanya, sebenarnya ingin sekali punya karya berupa tulisan, namun kesibukkan
di sekolah, krena diamanahkan tugas2 yang sangat menyita waktu dan fikiran,
belum lg sbgai seorang IRT, sbagai anak juga, yg terjadi adalah tdk adanya
waktu khusus, lelah fisik dan fikiran, stress... Nah gmna solusi bijaknya?
Terima kasih.
Narsum Menjawab :
Solusinya,
cari waktu dimana mood ibu paling bagus. Misal saat pagi sebelum subuh. Ketika
pikiran masih fresh, sempatkan menulis, Bisa juga gunakan teknik "hanya 5
menit"
Pernah
dengar anak bilang "ntar Mah, maennya 5 menit lagi". Apa yang
terjadi? Biasanya bablas lewat dari 5 menit.
Jadi,
bisa tuh kita terapkan.
Buat
afirmasi positif terhadap diri sendiri.
Misal
"Bismillah, pagi ini mau nulis ah walau cuma 5 menit".Lalu rutinkan.
Tidak
apa-apa dikit dikit juga di awal. Yang penting nanti jadi bukit.
P13
Assalamu'alaikum..saya Euriah Lamani, penjelasan Bu Ditta kan sebelumnya memberikan solusi ya bagaimana menghadapi WB, nah kira2 ada ga kesalahan fatal yg kita lakukan ketika kita sedang mengalami WB, Terima kasih.
Narsum
Menjawab :
Wa
'alaikum salam
Kesalahan
fatal ketika kita mengalami WB adalah saat kita enggan untuk melawan WB itu
sendiri, Bayangkan, apa jadinya mahasiswa yang sedang menyusun skripsi kemudian
terserang WB lalu tidak mau belajar menghadapi WB nya ?, atau seorang jurnalis
misalnya? Kalau membiarkan WB terus menerus ya bisa bisa dipecat kan ya?
Moderator
mengingatkan :
Sisa
satu pertanyaan penutup ya Budit…
P14
Assalamu'alaikum,
ijin bertanya bu.saya Anis dari pangkalpinang. pembahasanya seru yang tadi saya
tidak paham situasi WB sekarang jadi tau. bahkan baru sadar saya sering
mengalaminya saat kita lagi asyik menulis tiba-tiba berhenti dengan berbagai
macam sebab dan mau lanjut idenya sudah beda dengan feel yg berbeda juga...gimana
ya bu kan jadi tidak tuntas pada ide semula ? terima kasih.
Moderator
mengingatkan lagi :
Ada
1 lagi pertanyaan susulan nih di detik terakhir…!
Assalamu'alaikum
Warhmatullahii Wabarakaatuh….
Saya
ibu suya dari yogya, saat ini saya sedang 'dikejar' banyak kerjaan, salah
satunya setor artikel untuk buku antologi. Ide malah macet...
Mau
refresing malah gak kelar-kelar tugas- tugasnya...
Gimana
caranya biar idenya mengalir terus...
Narsum
Menjawab :
Wa
'alaikum salam
Alhamdulillah
jika materinya bermanfaat.
Nah
boleh dicoba dengan membuat outline tulisan dulu nih Pak/Bu Anis.
Outline
atau kerangka tulisan boleh jadi berisi ide ide utama tulisan kita. Kalau buku
boleh dibikin semacam daftar isinya dulu mau apa.
Jadi,
kalau pun di tengah jalan WB menyerang, kita tidak bakal kehilangan arah karena
sudah punya panduan berupa outline tulisan kita.
Nah
kalau ini kasus penyebab WB yang pertama. Salah satu solusinya perbanyak bahan
bacaan terkait tema yang akan ditulis. Bisa dengan blog walking, membaca buku,
koran, diskusi, menonton berita, mendengar radio, wawancara, atau apa pun yang
penting masih terkait dengan topik yang akan ditulis.
Semoga
hal tersebut dapat membantu membuka kembali pikiran kita. Saya pun begitu.
Bahkan saat menulis artikel. Saya buat outline paragraf satu ttg apa, dua tentang
apa, dan seterusnya.
Penutup
Kata dari Narsum :
Alhamdulillah
...
Bapak/Ibu
saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas antusiasme malam ini.
Saya
pun masih belajar, masih banyak kekurangan.
Tapi,
mari kembali ingat dengan tujuan menulis kita masing-masing.
Sebagaimana
yang sudah Bu Aam tanyakan lewat mentimeter di pertemuan sebelumnya.
Bapak/Ibu
...Tetaplah semangat untuk berbagi kebaikan.
Salam
literasi untuk kita semua.
Moderator
:
Luar
biasa materi malam ini bunda Ditta, saya yakin setelah pertemuan malam ini,
para peserta akan menulis sederas air mengalir menuju muara, Amiinnn.
Baiklah,
sampai pada ujung waktu, saatnya kita membuka pintu perpisahan. Tetap kibarkan
semangat untuk berliterasi.
Saya
mohon undur diri, mohon maaf atas segala kekurangan dalam menyajikan acara di
malam ini.
Silahkan
kunjungi blog di bawah ini untuk menyimak lika liku penulis blog :
http://gurusebagaiabdidalem.blogspot.com/2021/10/lika-liku-penulis-blog.html
https://mulyanitabelajarmenulis.blogspot.com/2021/10/mengatasi-writers-blocks-ditta-widya.html
Sebagai kesimpulan pertemuan ke 7 saya malam ini adalah :
Writer's Block adalah keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya.
Kendala penulisan yang dialami pegawai dimaksud, jika diurutkan paling besar adalah:
1. Kurang kompetensi, latihan & pengalaman;
2. Krisis ide;
3. Kesibukan pekerjaan;
4. kurangnya referensi;
5. Takut gagal; dan Lainnya.
Wassalaamu 'Alaikum Warahmatullahii Wabarakaatuh
Salam Literasi
0 Komentar