Ad Code

Responsive Advertisement

Siapkah Kita Mengubah Mindset Terkait Minat Bakat Di Hadapan Sang Anak ?

 

Siapkah Kita Mengubah Mindset Terkait Minat Bakat Di 

Hadapan Sang Anak ?

Oleh : Arham, S.Pi.,Gr

 

Assalaamu ‘Alaikum Warahmatullaahii Wabarakaatuh

Salam Sejahtera buat kita semua yang tak pernah bosan dan selalu banyak bersyukur Kepada Allah SWT.

Pembaca yang terhormat,  Artikel ini di susun atas inisiatif penulis dan merupakan gagasan serta ide yang terinspirasi dari hasil Webinar  yang kemudian dirangkum dalam bentuk artikel.

Pada Artikel ini saya akan membagi wawasan dan pengetahuan yang dikutip dari beberapa sumber referensi dan masih perlu pembenahan agar tercapai kesempurnaan dalam menulis suatu karya ilmiah yang baik dan benar serta diminati banyak pengunjung blog saya.



Apa Itu Mindset?

Mindset dapat diartikan sebagai suatu kumpulan pemikiran yang terbentuk sesuai dengan pengalaman dengan keyakinan sehingga dapat mempengaruhi perilaku atau cara berfikir seseorang dalam menentukan suatu sikap, pandangan hingga masa depan seseorang.

Mindset juga terbagi atas beberapa jenis diantaranya seperti di bawah ini:

·       Fixed Mindset (Mindset Tetap)

Mindset yang satu ini adalah mindset yang akan sesuai terhadap kepercayaan bahwa kualitas seseorang telah ditetapkan. Ciri-ciri mereka yang memiliki mindset tetap adalah ia yang memiliki keyakinan bahwa intelegensi, bakat atau sifat merupakan fungsi hereditas atau keturunan, ia yang relatif menghindari suatu tantangan, ia yang lebih mudah menyerah, ia yang memiliki anggapan bahwa usaha tidak ada manfaatnya, ia yang mengesampingkan kritik dan ia yang merasa terancam dengan kesuksesan orang lain.

·       Growth Mindset (Mindset Berkembang)

Mindset berkembang merupakan mindset yang didasarkan bahwa kualitas dari seseorang merupakan hal yang bisa diolah dengan beberapa usaha yang dilakukannya. Walau, setiap orang berbeda-beda dalam banyak hal namun masing-masing orang dapat berubah dan berkembang hanya melalui perlakuan serta pengalaman. 

Ciri-ciri mereka yang memiliki mindset berkembang adalah ia yang memiliki keyakinan bahwa intelegensi, bakat serta bukanlah fungsi atau keturunan, ia yang suka menerima tantangan, ia yang memiliki pemikiran positif dan ia yang dapat belajar dari kritik yang ia terima.

Apakah Mindset Ini Bisa Diubah?

Tentunya mindset atau pola pikir seseorang ini bisa diubah ataupun dibentuk ulang. Namun, pemicunya ini juga bisa beberapa macam. Ada yang dapat diubah dengan kesadaran sendiri, ada yang berubah setelah mengalami suatu peristiwa dan ada juga pola pikir yang dapat diubah dengan bantuan psikolog Neuro-linguistic programming (NLP) yang kompeten pada bidangnya.

Untuk waktu atau proses perubahannya tentunya berbeda-beda setiap orang, bisa lama, bisa cepat, bisa sulit, bisa mudah. Dengan memiliki pola pikir yang berkembang, setiap orang tentu dapat menyadari suatu kondisi dengan lebih baik. 

Hal yang Dapat Mempengaruhi Mindset

·       Lingkungan Sekitar

Lingkungan menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi mindset seseorang. Dengan lingkungan yang baru ini kamu dapat mengarahkan dan mempengaruhi kamu untuk lebih bersemangat untuk melihat masa depan dan mendukung proses kamu untuk mencapai suatu tujuan.

Selain itu juga dengan lingkungan baru kamu juga dapat memiliki kesempatan lebih untuk melihat cara pandang yang baru.

·       Informasi yang Diterima

Semakin banyak informasi yang mudah untuk diterima menjadikan ini juga dapat mempengaruhi pola pikir seseorang. Informasi yang diterima juga beragam mulai dari informasi yang baik dan benar, hingga buruk dan tidak benar, semua ini tanpa sadar kalian akan terima.

Secara tidak sadar ini juga membuat pola pikir yang merespon hingga memasukkan informasi tersebut ke dalam pikiran dan membuat kreativitas, daya ingat serta hal lainnya agar pikiran dapat bekerja kepada arah-arah yang positif.

·       Pengalaman Masa Lalu

Setiap orang tentunya memiliki masa lalu yang indah, suram, kelam bahkan pahit rasanya. Namun, dengan cara pandang atau pola pikir yang dimilikinya inilah yang dapat membedakannya. Dengan masa lalu yang kelam tentunya dapat membentuk suatu pola pikir dengan trauma lalu membuat perkembangan kita untuk menyusun masa depan yang baik agar terhambat. Bila pengalaman masa lalunya memiliki kesan yang mendalam sampai kapan pun tidak mudah dilupakan begitupun sebaliknya, untuk melakukan perubahan-perubahan ini membutuhkan waktu dan beberapa faktor lingkungan tentunya berpengaruh penting atas perubahan baik perilaku maupun sikap yang mendorong diri untuk melakukan perubahan-perubahan signifikan.

Karena itu, ada baiknya untuk melupakan masa lalu dan melihat masa sekarang yang dapat dilakukan sehingga dapat menghasilkan hal yang lebih baik untuk masa depan.


Apakah Minat itu ?

Minat menurut Sardiman , dikutip dari buku 1990 milik Sardiman. Ia menyatakan bahwa minat akan terlihat dengan baik jika mereka bisa menemukan objek yang disukai dengan tepat sasaran serta berkaitan langsung dengan keinginan tersebut. Minat juga harus memiliki objek yang jelas untuk mempermudah kemanaarahnya seseorang harus bersikap dan menuju objek yang tepat.

Menurut Shaleh Abdul Rahman dalam bukunya psikologi suatu pengantar dalam perspektif islam, menjelaskan bahwa minat adalah suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan atau gembira.1

Minat menjadi pintu terbesar untuk menstimulasi perkembangan si kecil. Melalui beberapa hal yang mereka sukai, anak-anak bisa melakukan sesuatu dengan senang dan dalam jangka waktu yang lama. Metode belajar pun dapat dilakukan dengan menggunakan minat anak sebagai pintu masuknya. Kualitas dan hasil belajar pun akan luar biasa karena anak menyukai kegiatannya.

Namun , orang tua sering kali bingung mengenali minat dan bakat yang ada pada diri anak. Apa bedanya minat dengan bakat? Jangan sampai orang tua salah mengartikan minat dan bakat anak.

Secara sederhana, minat bisa diartikan sebagai ketertarikan pada suatu hal, sedangkan bakat adalah keahlian dan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu. Bakat juga sering didefinisikan sebagai kapasitas belajar yang lebih unggul yang membuat anak-anak lebih cepat belajar sesuatu daripada anak lain. Minat juga diartikan dorongan (motivasi) yang kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu yang menjadi keinginannya. Minat merupakan faktor yang dapat mengarahkan bakat dan keberadaannya merupakan faktor utama dalam pengembangan bakat. Kata minat lebih menggambarkan motivasi, yang mempengaruhi perhatian, berpikir dan berprestasi. Minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu minat pribadi (personal interest) dan minat situasional. Minat pribadi (personal interest), yaitu ciri pribadi individu, bila minat dan bakat disandingkan maka potensi dari anak akan dapat dengan mudah di identifikasi, hal ini di tunjukkan dalam bentuk karya yang nyata dan mendapat pengakuan yang tingkat kebenarannya dapat diterima secara ilmiah.



Karakteristik Anak Berbakat

Seorang anak berbakat biasanya dapat diidentifikasi secara umum melalui karakteristik sebagai berikut :

1)     Anak akan dengan mudah melakukan/mempelajari hal yang menjadi bakatnya tanpa ada campur tangan orang lain.

2)     Anak akan senang/tak merasa terbebani untuk berlatih atau mencoba berkreasi dengan lebih chal-lenging. Bila bermain piano maka ia akan menyukai improvisasi. Senang melakukan eksperimen dengan menggabung-gabungkan sendiri, misalnya untuk lagu-lagu klasik bila dimainkan menggunakan beat pop/jazz/dangdutan.

3)    Anak menyukai kreasi dan memiliki apresiasi (pemahaman dan penghargaan) yang tinggi terhadap hal yang menjadi bakat dan minatnya. Apabila ia menyukai aktivitas bermain piano, maka ia juga menyukai kegiatan mendengarkan orang lain bermain piano. Ia dapat pula melihat/menganalisa secara detail teknik bermain piano yang dilakukan orang lain maupun lagunya.

4)    Anak tidak pernah merasa bosan dan selalu “mencari” kegiatan yang berhubungan dengan keberbakatannya.Ia memiliki motivasi internal yang sangat kuat.

5)  Anak biasanya mempunyai kemampuan pada bidang tersebut yang amat menonjol sekali dibanding dengan kemampuan lainnya.

6)    Tanpa digali kemampuannya sudah muncul sendiri

Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bisa disebut juga sebagai achievement, capacity dan aptitude. Adapun ciri-ciri bakat sebagai berikut :

a.    Memiliki kemampuan diatas rata-rata

b.    Daya kreatifitas yang tinggi

c.     Memiliki tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas

Hasil penelitian menunjukan bahwa minat bakat siswa yang masih sangat kurang dalam proses pembelajaran di karenakan adanya sebuah kesulitan dalam menerapkan nya pada diri siswa. Jadi sebelum guru memulai atau melakukan proses belajar, ia harus mengetahui minat bakat dari siswa tersebut. Manfaat yang akan diperoleh oleh guru dalam mengidentifikasi minat bakat siswa dalam proses pembelajaran yaitu guru bisa mengetahui minat dan bakat siswa itu seperti apa, dan dari situ guru mampu menggembangkan potensi mereka seperti menjadi lebih aktif, kreatif, siswa dapat berpikir lebih ilmiah dan karakter siswa semakin di bentuk.


Selama 4 tahun pertama dari kehidupannya, perkembangan intelektual anak sama banyaknya dengan perkembangan selama 13 tahun berikut. Karena itu, menggali dan mengembangkan potensi mereka sejak dini dengan menstimulasi kebiasaan anak sejak kecil. Banyak ahli yang mengatakan bahwa kapasitas belajar anak yang terbentuk dalam masa ini akan menjadi landasan bagi semua proses belajar pada masa yang akan datang.

Keterlibatan orang tua dalam belajar anak mempunyai peranan dan kontribusi yang akan bermakna sebagai motivasi bagi anak. Rangsangan akan membentuk cabang-cabang otak sebanding dengan yang kita berikan. Pengetahuan dan pengalaman anak juga akan semakin kaya. Perlu juga dibentuk kebiasaan belajar atau tradisi berprestasi dalam keluarga. Dengan pembiasaan positif, seperti membaca buku ensiklopedia, buku pelajaran, buku cerita. Orang tua dan guru harus mengetahui potensi anak terlebih dahulu. Stimulasi yang sesuai dengan bakat dan minat anak pun bisa membuat tumbuh kembang mereka optimal karena dijalani tanpa paksaan. Munculnya potensi (kemampuan) anak memang bergantung pada rangsangan yang diberikan orang tua dan lingkungan yang mendukung. Karena itu, wajib bagi orang tua dan guru untuk menggali sekaligus mengembangkan potensi anak sejak dini. Makin dini anak menerima stimulasi akan makin baik.


Munculnya potensi (kemampuan) anak memang bergantung pada rangsangan yang diberikan orangtua dan lingkungan yang mendukung. Karena itu, wajib bagi orangtua dan guru untuk menggali sekaligus mengembangkan potensi anak sejak dini. Makin dini anak menerima stimulasi akan makin baik. Bakat memungkinkan seseorang mencapai prestasi tertentu dalam bidang tertentu. Akan tetapi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman dan dorongan atau motivasi agar dapat tersebut dapat terwujud. Misalnya seseorang memiliki bakat menggambar, jika ia tidak pernah diberi kesempatan untuk mengembangkan, maka bakat tersebut tidak akan tampak (Saifuddin, 2013)

 Setiap anak Memiliki Potensi

Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan, kesanggupan dan daya. Berpotensi artinya memiliki potensi. Menurut kamus bahasa Indonesia, potensi adalah kesanggupan, daya, kemampuan untuk lebih berkembang. Setiap orang memiliki potensi, dan tentu berbeda setiap apa yang dimiliki antara satu orang dengan orang lain. Potensi adalah hal-hal spesifik yang ada pada diri anak, yang tampak lebih bila dibandingkan dengan anak seusianya. Anak-anak pada dasarnya kreatif, mereka mempunyai ciri-ciri individu sebagaimana yang lain seperti memiliki rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, dan memiliki imajinasi yang tinggi. Anak yang memiliki potensi yang berbeda dengan teman seusianya sering disebut anak yang berbakat.

Anak remaja di era millennial seperti sekarang ini telah banyak menunjukkan potensinya sebagai contoh pada peserta didik yang duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan dan mengambil kompetensi keahlian Rekayasa Perangkat Lunak mampu membuat anti virus, membuat coding dan bahkan membuat aplikasi dari hasil pengembangan dan penggalian potensi yang terus diasah dan sering di praktikkan di laboratorium atau di Ruang Praktek Siswa dan sarana prasarananya juga mendukung untuk melatih dan berkreasi sesuai standar petunjuk yang diberikan, contoh lain pada Kompetensi Keahlian Agribisnis Perikanan Air Payau dan Laut yang memfokuskan diri pada Budidaya Udang atau pun Ikan, mereka mampu menunjukkan keterampilannya dalam hal penanganan, pemeliharaan ikan dan udang sampai mahir pada penjualan, dari sinilah cikal bakal mindset anak harus kita gali dan diolah sedemikian rupa dengan menggunakan beberapa metode yang mudah untuk diserap dan dicerna sang anak untuk menumbuhkan  minat dan bakat serta potensi yang dimilikinya.

 

Kesimpulan

1.    Untuk melakukan perubahan mindset atau cara berfikir anak sebenarnya tidak terlalu sulit, asalkan guru mampu menggali potensi sang anak dan mengarahkan, membimbing dan peran orang tua juga sangat berpengaruh atas mindset terkait minat dan bakat sang anak.

2.    Guru menjadi inspirator bagi siswa dengan berbagai langkah seperti memberi contoh sikap keteladanan, menunjukkan keahliannya untuk dapat menginspirasi siswa.

3.    Guru sebagai observer dengan melakukan proses pengamatan kebiasaan dan kegemaran siswa, lalu mengkaji hasil pengamatan dengan berkonsultasi dengan wali kelas dan siswa yang bersangkutan.

4.    Guru sebagai motivator.

5.    Guru dengan berbagai pengalamannya selalu memberikan semangat kepada siswa untuk mengerjakan tugas dengan baik dan penuh dengan antusias dilakukan baik secara individual kepada peserta didik dan secara kelompok.

6.    Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir.

7.    Minat ialah suatu proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang diminatinya.

Referensi :

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Saifudin, (2013). Definisi Bakat Dan Ciri-ciri Anak Berbakat

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar