Assalaamu ‘Alaikum Warahmatullahii
Wabarakaatuh
Salam Blogger dan
Salam Literasi
Seperti tema blog saya adalah selalu menjadi target
dan ingin mewujudkan bukan hanya sekedar mimpi menjadi penulis buku solo dan
dari semua narasumber hebat telah mewariskan ilmunya kepada kita semua yang
tergabung dalam group BM gelombang 21 dan 22.
Semoga penulis bisa mengikuti jejak senior-senior
kita yang sudah terlebih dulu gabung dengan grup BM asuhan Bapak Blogger kita
Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay) ini. Ternyata kelas BM ini sangat luar biasa mampu
mencetak penulis-penulis handal dengan karya-karya hebatnya berupa buku
antologi bahkan endingnya buku solo.
Untuk narasumber kita malam ini, bapak Raimundus Brian P.,S.Pd. Ternyata adalah alumni gelombang 4 kelas BM (Maret 2020) yang sudah banyak menghasilkan karya berbagai buku antologi dan solo. Termasuk juga moderator kita bunda Rosminiyati. Seperti yang telah kita ketahui, salah satu syarat lulus pelatihan ini adalah menerbitkan buku solo. Maka tema pertemuan malam ini adalah "Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie".
Pelatihan ini membutuhkan kesabaran, kedisiplinan, pandai membagi waktu dan butuh perjuangan yang panjang, tapi hasilnya juga luar biasa. Dan penulis berharap agar LULUS dengan predikat Baik di BM Gelombang 21 ini serta mendapatkan sertifikat 40 JP sebagai bonus dan mempunyai buku solo.
Bismillah dengan penuh semangat, kita masuk pada materi.
Sekarang ini menerbitkan buku itu mudah berkat
adanya penerbit indie. Namun kita juga harus memahami bagaimana ketentuan
dan cara menerbitkan buku di penerbit indie. Penerbit indie melayani penerbitan
buku tanpa seleksi. Ini menjadi kunci mudahnya menerbitkan buku sekarang.
Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu
bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia,
Erlangga, Grasindo, Elex media, Andi, dan lain lain.
Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Jika naskah ditolak, harus coba penerbit lain. Ditolak lagi, coba penerbit lain lagi. Begitu terus sampai menemukan penerbit yang mau menerima naskah kita. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama. 1 tahun saja termasuk cepat. Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut.
Keuntungan menerbitkan buku di penerbit indie, diantaranya adalah naskah pasti diterbitkan dan proses penerbitan mudah dan cepat. Tapi ada juga kelemahannya yaitu: kita perlu keluar biaya untuk mendapat fasilitas pra cetak penerbitan dan kita harus membayar lagi jika ingin mencetak ulang bukunya. Tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan
Sekarang banyak penerbit indie ber ISBN yang menawarkan menerbitkan buku baik solo maupun antologi dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Harga dan kualitas bersaing. Tinggal bagaimana kita pandai-pandai untuk memilih dan memilah.
Seorang penulis setelah meyelesaikan bukunya, tentunya berkeinginan untuk mempublikasikannya atau menerbitkannya. Nah, langkah berikutnya adalah mencari penerbit yang tepat. Mau melirik penerbit mayor? Seperti Gramedia, Erlangga, Grasindo, Elex media, Andi, dan lain-lain. Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Jika naskah ditolak, harus coba penerbit lain. Ditolak lagi, coba penerbit lain lagi. Begitu terus sampai menemukan penerbit yang mau menerima naskah kita. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama. Menunggu 1 tahun itu sudah termasuk cepat.
Untuk menjawab kesulitan itu semua, kini sudah banyak bermunculan penerbit indie. Penerbit indie sekarang sudah eksis. Berikut beberapa keuntungan yang dapat kit; peroleh dengan menerbitkan buku lewat penerbit indie:
Ø Penerbit
indie melayani penerbitan buku tanpa seleksi.
Ø Naskah
pasti diterbitkan
Ø Proses penerbitan mudah dan cepat.
Ada kelebihan
tentunya juga ada kekurangannya. Pada penerbit indie, kita perlu keluar biaya
untuk mendapat fasilitas pra cetak penerbitan. Kita membayar juga jika ingin
mencetak ulang bukunya tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa
seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk
mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan.
Pada paket penerbitan ini penulis cukup mengirim naskah saja, tidak perlu langsung melakukan transfer biaya penerbitan. Pembayaran biaya penerbitan buku dilakukan setelah buku dikirim dan diterima oleh penulis. Selain ketentuan pada gambar di atas, silakan perhatikan ketentuan lainnya sebagai berikut.
Sertakan
Kelengkapan naskah:
- Halaman depan ( judul buku dan nama penulis saja),
- Prakata
- Daftar
isi (tanpa nomor halaman),
- Profil penulis
- Sinopsis
- Kelengkapan
naskah dan isi naskah digabung dalam 1 file Word. Jadi jangan
dipisah-pisah menjadi beberapa file.,
- File
naskah dikirim dalam bentuk Microsoft Word
- Proses
penerbitan hanya 15-20 hari. Namun, tetap jangan memberi target kapan
harus selesai. Karena naskah harus mengantri untuk diproses.
Ketentuan
dan Biaya Cetak Ulang Buku
- Cetak
ulang minimal 5 eksemplar
- Biaya
cetak per buku tergantung jumlah halaman. Contoh: 100 hal A5 = 25.000, 130
hal = 28.000. 150 hal = 30.000
- Khusus untuk paket 650 ribu, boleh minta master PDF
Jadi pada intinya, dengan adanya materi topik menerbitkan buku di penerbit indie, harapannya dapat membukakan jalan kepada bapak/ibu terhadap akses penerbitan buku yang mudah. Saya pilihkan penerbit indie yang tidak mahal (paket hemat) agar biaya tidak juga menjadi hambatan.
Semoga setelah pelatihan ini, bapak/ibu bisa langsung melanjutkan menerbitkan buku.
Saya akan mengawal naskah bapak/ibu dan memastikan proses penerbitan berjalan sampai terbitnya oleh penulis.
Sekali lagi, jika ingin menerbitkan buku di penerbit rekanan saya, kirim naskahnya ke narsum.
Demikian materi Menerbitkan Buku Semakin Mudah
di Penerbit Indie. Sudah saatnya kita mulai pilih-pilih penerbit indie mana
yang akan menerbitkan buku solo perdana kita. Tentu dengan berbagai penawaran,
fasilitas dan konsekwensi.
Semoga resume ini menjadi motivasi kita semua untuk belajar menulis, menyusun naskah dan endingnya buku solo.
Wassalamu 'Alaikum Warahmatullahii Wabarakaatuh.
Salam Blogger
Arham, S.Pi.,Gr
SMK Negeri 1 Banawa Selatan Donggala
1 Komentar